[Review Awam] A Magic of Conveying Message in ‘The Beauty Inside’

tumblr_inline_nyi5xzodje1qjdjkn_1280

Sebagai mahasiswa yang presentase kehadiran di kelas cuma sekitar 60% dan bertahan dengan ip aman pake belas kasihan TA (titip absen) ke temen, gue sebenernya nggak pantes bikin statemen sok intelek berkaitan dengan studi gue.

But still, karena gue orangnya nggak tahu diri, tetep gue mau bikin.

Jadi, setelah menuju dua tahun kuliah ilmu komunikasi, gue belajar satu hal esensial nan krusial berkaitan dengan komunikasi itu sendiri. Sebenernya, dalam komunikasi sendiri, terkadang yang bikin bentuk komunikasi itu spesial, ngena, dan berkesan bukan sekedar isi pesan yang disampaikan, tapi lebih ke gimana sih pesen itu dibungkus.

Pasti lo udah sering kan denger hal kayak :

“Kecantikan atau keindahan diri seseorang itu sesungguhnya bukan dari fisik atau rupanya, tapi dari hati dan peranggainya.”

“Yang terpenting itu inner beauty, bro.”

“Yang namanya fisik itu bisa berubah, tapi yang didalem itu  lho ga bakal lekang oleh waktu.”

And so on.

Pesan yang kayak gitu tuh, akan sangat mudah lo temui di FTV, cerpen di majalah remaja, sinetron stripping di stasiun televisi swasta,  novel-novel di toko buku, dan bahkan di postingan LINE yang sekarang lagi ngalamin transisi fungsi jadi ajang berpendapat paling kekinian muda-mudi Indonesia.

Dan gue yakin, lo pasti ketika disodori pesan yang kayak begitu, reaksi lo pasti.

“Hmmm, bener juga sih.”

Nah, sebenernya dengan formula dan cara yang tepat, pesan yang sama bisa bikin ekspresi lo dari yang “Hmmm bener juga sih” dengan tampang datar biasa aja jadi “Anjir bener banget parah parah hati gue ikut baper,” dan lo kemudian galau seharian.

Contoh kasusnya banyak sih, tapi sekarang gue mau bahas sebuah film yang beberapa waktu lalu gue tonton. Film ini berhasil banget nyampein pesen tersebut dengan cara yang bikin hati bertransformasi jadi kayak kembang goyang –rapuh dan mudah tercecer.

Here, I’m introducing you to The Beauty Inside.

beauty_inside-p02

Film ini bercerita tentang Kim Woojin (various cast) seorang laki-laki yang ketika berusia delapan belas tahun terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang berbeda. Tak berhenti disitu saja, sejak hari petaka itu, setiap pagi ketika ia terbangun ia akan terbangun dalam tubuh yang berbeda. Hari ini mungkin ia bisa terbangun dalam wujud seorang kakek, esoknya ia bisa saja terbangun dalam wujud seorang gadis remaja, lain hari ia bisa terbangun sebagai seorang anak kecil, satu waktu ia bahkan bisa terbangun sebagai seorang pria bule. Setiap hari menjadi kejutan baru bagi Kim Woojin.

Seiring berjalannya waktu, Kim Woojin berusaha menerima kenyataan dan menata hidupnya. Ia bekerja sebagai seorang desainer furtinur dan bersama teman masa kecilnya Sangbaek (Lee Donghwi) mendirikan sebuah perusahaan bernama ALX. Selain ibunya, Sangbaek adalah satu-satunya orang yang mengetahui kondisi Woojin.

Kemudian tiba satu saat dimana Woojin jatuh cinta.

Ia jatuh cinta pada Yisoo (Han Hyojoo), seorang pegawai di toko furnitur. Mengunjungi toko furnitur tempat Yisoo bekerja menjadi rutinitas setiap hari Woojin. Ia selalu terpana dengan bagaimana Yisoo selalu memperlakukannya dengan ramah dan hangat, bagaimanapun wujud fisiknya. Woojin pada akhirnya berniat untuk menyatakan perasaannya pada Yisoo.

3-sukses-puncaki-box-office-di-korea-film-park-shin-hye-beauty-inside-akan-tayang-di-amerika

Apakah Yisoo bisa menerima perasaannya?

Bagaimana reaksi Yisoo setelah mengetahui bahwa belasan bahkan puluhan pengunjung toko yang ia ajak bicara sebenarnya adalah orang yang sama?

Pertama kali gue liat informasi soal The Beauty Inside gue terheran-heran ketika lihat daftar aktor dan aktris yang meranin Kim Woojin. Banyak banget aktor dan aktris papan atas kayak Park Shinhye, Lee Bumsoo, Park Seojoon, Lee Hyunwoo, Lee Jinwook, Lee Dongwook, Go Ahsung, Yoo Yeonseok, bahkan aktris kenamaan asal Jepang, Ueno Juri. Dan yang gue sebutin itu belum semuanya! Pas itu gue  langsung mikir, “Gile, ini aktor sama aktris dua lusin gimana ngebagi screentime-nya?”

Kenyataannya, masing-masing aktor dan aktris baik yang gue sebutin diatas atau nggak, emang dapat jatah screentime ga banyak mengingat kalo mereka cuma ngewakilin satu hari kehidupan Kim Woojin. Yang keren, terlepas dari screentime yang sedikit dan pemerannya yang sebanyak rombongan iringan penganten, mereka semua bisa menyatukan akting mereka untuk membentuk sosok Kim Woojin yang konsisten sepanjang film.

Selain rombongan pemeran Kim Woojin yang patut diacungi jempol, menurut gue Han Hyojoo lagi-lagi nunjukin kualitasnya sebagai aktris melalui The Beauty Inside. Sejak gue masih SD dan cuma ngikutin drama korea di Indosiar sampe sekarang jadi fakir wifi yang rajin download film dan TV series, banyak film-film Han Hyojoo yang masuk ke daftar film produksi Korea Selatan favorit gue.

movie-beauty-inside-han-hyo-joo

Selain sukses ngehidupin karakter Yisoo yang manis dan hangat, she did a very good job to build perfect chemistry with at least sixteen (AND YES I’M COUNTING FOR REAL) different Kim Woojin. Ga peduli Woojin lagi dalam wujud abg, wujud bocah, wujud mas-mas hot, wujud om-om gendut, chemistry-nya natural banget. Gue suka!

Poin plus yang lain adalah, gue seneng cara dia ngajakin penonton buat ngerasain jungkir balik hubungannya dengan Woojin. Gimana dia nge-handle perasaan terkejut dengan wujud Woojin yang selalu gonta-ganti, gimana perasaan dia yang nggak bisa ngenalin Woojin sebagai pacar ke teman dan keluarganya, dan gimana stressnya dia ketika muncul gosip ga bagus soal dia tiap hari jalan sama cowok yang beda-beda. Han Hyojoo bisa bikin gue ngerasa related banget sama konflik yang dia hadapin dan bikin kita ikut simpati, she made me understand her and I know I would feel the same way if I were in her shoes.

Well, to sum up, The Beauty Inside ini film yang ga nawarin konflik ribet dan rumit, but somehow it made me feel various kind of emotion.

Gue seneng banget sama hampir semua komponen di The Beauty Inside. Gue suka sama detail-detail kecil yang bikin film ini makin ngena, gue suka sama musiknya, gue suka sama dialog dan narasinya, gue suka sama sinematografinya, dan gue suka gimana film ini berhasil nyampein sebuah pesan dengan brilian. Pesannya ga cuma sampe doang di gue, yet it left deep impression and made me reflect about the message right after the movie finished.

So, gue bisa bilang The Beauty Inside is highly recommended. Film ini bisa lo tonton jika lo pengen cuci mata menikmati mas-mas ganteng berbagai rupa (well yeah, half of Kim Woojin are good looking!), film ini bisa lo nikmatin jika lo pengen cari film ringan tapi sarat emosi, and lastly, The Beauty Inside is a movie you can watch if you want to know how a common message is conveyed in beautiful way!

Leave a Reply